Wednesday 2 September 2015

Dasar-dasar Farmakologi

Farmakologi : ilmu yang mempelajari obat-obatan

OBAT
= zat kimia dgn dosis layak, digunakan untuk mengubah sistem tubuh dalam keadaan fisiologis atau patologis demi manfaat si penerima ( WHO )
= zat kimia yang mempengaruhi proses-proses kehidupan yang terutama ditujukan untuk diagnosis profilaksis dan terapi
(Goodman & Gilman )
zat kimia = zat dengan struktur kimia jelas dan tunggal
manfaat = benefit ↑↑, risk ↑
benefit ↑, risk ↑↑
benefit ↔ cost
Jamu ?
Khorela ?
Fitofarmaka ?

CABANG ILMU FARMAKOLOGI :
Farmakologi klinik : mempelajari penggunaan obat-obatan pada manusia
Farmakoterapi : mempelajari penggunaan obat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit
Farmakokinetika : mempelajari pengaruh tubuh terhadap obat, meliputi proses absorpsi, distribusi, biotransformasi /metabolisme dan ekskresi / eliminasi.
Farmakodinamika : mempelajari pengaruh obat terhadap tubuh,mencakup efek dan kerja obat yang berkaitan dengan perubahan fisiologis dan biokimia tubuh.
Farmakoekonomi : mempelajari penggunaan obat yang disesuaikan dengan kegunaan dari obat dan biayanya (benefit / cost )
Farmakologi sosial : mempelajari dampak penggunaan obat terhadap masyarakat, misalnya. : drug abuse, drug misuse
Ethnofarmakologi : mempelajari penggunaan obat yang berkaitan dengan budaya / kultur
Farmakologi experimental : mempelajari farmakologi obat yang diteliti pada hewan percobaan
Farmakognosi : mempelajari sumber obat, biasanya dari tanaman, tetapi bisa juga dari binatang dan bahari
Posologi : mempelajari dosis obat, berkaitan dengan Farmako Kinetik dan
Farmakologi experimental.
Toksikologi : mempelajari keracunan zat kimia, termasuk obat, zat yang digunakan dalam rumah tangga, industri maupun lingkungan hidup seperti insektisida, pestisida, zat pengawet, limbah
industri, dsb. Dipelajari juga cara pencegahan, pengenalan dan penanggulangan keracunan.
Farmasi : mempelajari cara membuat, memformulasikan ,menyimpan dan menyediakan obat.

Farmakokinetika ( FK )
Yang dipelajari :
1) proses FK : absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi
2) Parameter FK : bioavailabilitas, ikatan protein plasma, volume distribusi, clearance, waktu paruh , therapeutic ranges.
Bagaimana obat dapat menimbulkan efek ?
Masuk dalam tubuh
Mencapai SOA
Interaksi dgn. reseptor
Mekanisme utama obat melewati membran :
difusi pasif / difusi air
transport pasif / difusi lemak
pinositosis
difusi terfasilitasi ( factor pembawa / carrier )
* absorpsi obat
= transfer obat dari tempat obat ke aliran darah
menyangkut kecepatan dan kelengkapan proses tersebut

= bioavailabilitas obat
( jumlah obat dalam % terhadap dosis yg mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh / aktif )

Faktor yang mempengaruhi absorpsi :
1. dosis
2. sediaan obat
3. route pemberian obat
4. kecepatan pengosongan lambung
5. gerakan TGI
6. aliran darah / kualitas pembuluh darah
Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas obat oral :
1. faktor obat : sifat fisikokimia obat dan formulasi obat
2. faktor pasien
3. interaksi dalam absorpsi di TGI
* Distribusi Obat
= suatu masa mulai dari obat masuk dalam sirkulasi, dimetabolisme sampai diekskresi, yang dipengaruhi oleh route obat, aliran darah dan sifat fisikokimia obat.
Fase distribusi :
Fase I : segera setlh penyerapan → organ yg perfusinya baik : jantung, hati, ginjal, otak
Fase II : otot, visera, kulit dan jaringan lemak

Faktor yang mempengaruhi distribusi obat :
1. difusi ke ruang interstitial jaringan terjadi cepat
2. obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi membran dan terdistribusi ke dalam sel
3. distribusi dibatasi oleh ikatan obat pada protein plasma
yang ditentukan oleh :
a. afinitas obat terhdp protein
b. kadar obat
c. kadar protein
Reservoir obat → memperpanjang kerja obat
- jaringan lemak : obat larut lemak, mis. Thiopental
- protein plasma : obat yang asam → albumin plasma
obat yang basa → a1- glikoprotein
- tulang : logam berat, mis. Timbal ( Pb) atau radium
- cairan transeluler,mis. Asam lambung : obat yang bersifat
basa
- TGI ; obat oral lepas lambat
Distribusi dari sirkulasi ke SSP ↔ kelarutan bentuk ion dalam lemak ( menembus sawar darah – otak ≈ tight junction & sel glia perikapiler otak )
Eliminasi obat dari otak ke sirkulasi darah :
- transport aktif
- difusi pasif
- ikut bersama aliran CSF
Volume distribusi :
Vd = Vt
C
Vd = volume distribusi
Vt = volume total
C = konsentrasi obat dalam plasma
* Biotransformasi / metabolisme obat
= proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim → molekul obat diubah menjadi lebih polar sehingga lebih mudah diekskresi oleh ginjal dimulai dari ; proses absorpsi
SOA
Membran sel
Reaksi fase I : oksidase, reduksi dan hidrolisis
Obat → metabolit yang lebih polar → bisa inaktif, < aktif atau > aktif dari bentuk aslinya
Reaksi fase II : rx. Sintetik → konyugasi obat / metabolit hsl.
Reaksi Fase I dengan substrat endogen ( as.glukuronat, sulfat,
asetat,atau as.amino ) → lebih polar, mudah terionisasi dan mudah diekskresi.
Enzim yang berperan :
1. enzim mikrosom ( reticulum endoplasma halus ) → sel hati ( utama), sel ginjal, paru, epitel TGI dan plasma
Komponen utama : sitokrom P450
Zat penginduksi :
- kelompok obat yg kerjanya ≈ fenobarbital → hampir semua obat
- kelompok hidrokarbon polisiklik → beberapa obat
Zat penghambat / inhibitor : simetidin & etanol
2. enzim nonmikrosom ( lumen TGI ) → mengkatalisis semua reaksi konyugasi yang BUKAN dengan glukuronat : as.asetat, glisin, glutation, as.fosfat, as.sulfat dan gugus metal
Faktor-faktor yg mempengaruhi metabolisme :
1. variasi gen
2. lingkungan
3. umur
4. sex

Ekskresi / eliminasi
= obat dikeluarkan dari tubuh melalui organ ekskresi dalam
bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk
asalnya.
Organ ekskresi :
1. ginjal ( utama ) : urine
2. GIT : empedu → usus → feses
3. kulit : keringat
4. rambut : Hg, arsenat
5. airmata : rifampisin
6. ASI : tetrasiklin

FARMAKODINAMIK ( FD)
Mempel.efek ( biokimia dan fisiologis )obat dan mekanisme kerjanya : → melalui reseptor
tanpa reseptor
Respons obat : efek primer : indikasi
Efek sekunder : S/E atau C/I
Kedua-duanya
Reseptor : komponen sel atau organisme ( mikroba ) yang berinteaksi dengan obat dan mengawali perubahan ( proses) biokimia dan fisiologis tubuh.
Bagian dr reseptor yang berikatan dengan obat = ligand
Komponen paling penting dalam reseptor obat :
1. protein :
     a. protein regulasi : memperantarai kerja isyarat kimia endogen, spt.neurotransmiter, autokoid, hormon
     b. enzim : bisa dihambat / diaktivasi dengan mengikat suatu obat, mis.hidrofolat reduktase (reseptor u/ obat antineoplasma metotreksat)
     c. protein transport : mis. Na-K-ATPase = reseptor membran u/ glikosida digitalis kardioaktif.
     d. Protein struktur : mis.tubulin = reseptor u/ kolsikin (antiinflamasi )

2. as.nukleat : mis. u/ sitostatika
Klasifikasi reseptor :
    1. reseptor adrenergic : alpha 1 ( pembuluh darah ),alpha 2 (ujung saraf adrenergic →    
        menginhibisi), beta 1 (jantung), beta 2 ( bronkus)
    2. reseptor kolinergik : muskarinik, nikotinik
    3. reseptor dopamine
    4. reseptor histamin
Mekanisme Kerja Obat :
1). Agonis : obat yang bila menduduki reseptor ( rata-rata reseptornya sama ), menghasilkan efek yang sesuai dengan zat endogen atau prototipnya.
Prototip : obat yang I ditemukan, mis. Captopril, penicillin G
Zat endogen : mis adrenalin agonis dengan salbutamol
Efek : me ↑ kan HR & bronchodilator
1a). Agonis fisiologis : reseptor berbeda, efek saling mendukung, mis. ACEI + furosemid
1b). Agonis parsial : agonis lemah = agonis yang mempunyai aktivitas instrinsik atau efektivitas yang rendah sehingga efek maksimalnya
lemah = antagonis parsial
misalnya nalorfin agonis parsial untuk morfin, sehingga dapat digunakan sbg antagonis pada keracunan morfin

2). Antagonis
a). antagonis fisiologis : terjadi pada organ yang sama dengan reseptor yang berbeda sehingga menimbulkan efek yang berlawanan.
Mis bronchus : reseptor histamine → bronchokonstriksi
↑ Reseptor beta 2 → bronchodilatasi
diberi adrenalin
2b). antagonis pada reseptor : obat yang menduduki reseptor yang sama ,ttp secr instrinsik tdk mampu menimbulkan efek farmakologi (= reseptor bloker )

3). Spesifik : obat yang bekerja pd satu reseptor pd bagian tubuh tertentu, mis atropin ad/ bloker spesifik u/ reseptor muskarinik ; salbutamol ad/ agonis b adrenergic yg spesifik u/
memblok reseptor b2
3a) Nonspesifik : obat yg bekerja pd beberapa reseptor, sehingga menimbulkan berbagai respons di seluruh tubuh,misalnya klorpromazin
4). Selektif : obat yg bekerja pd satu reseptor di seluruh tubuh atau obat yang menghasilkan satu efek pada dosis rendah dan efek lain baru timbul pd dosis yg lebih besar. Pemberian obat langsung ke SOA akan meningkatkan selektivitas obat, misalnya
inhalasi salbutamol
Reaksi Obat yang Merugikan :
1. Efek samping : pd dosis th/ timbul efek lain yg disebabkan distribusi sampai ke organ lain
2. Alergi : rx antigen-antibodi, tdk tergantung dosis, individual
3. Idiosinkrasi : tdk tgt dosis, individual, mekanisme tidak diketahui ( reaksi bisar / aneh )
4. resistensi : tidak terpengaruh / tidak terinhibisi
5. Toleransi : untuk mencapai efek yg sama dengan sebelumnya, dosis harus dinaikkan, misalnya obat tidur
6. Habituasi : ketergantungan secara psikis, misalnya rokok
7. Adiksi : ketergantungan fisik & psikis, misalnya morfin
8. Toksisitas : timbul gangguan akibat pemberian dosis tinggi
Interaksi Obat :
Dapat terjadi jk efek suatu obat ( = object drug ) diubah oleh obat lain ( = precipitant drugs ), makanan / zat kimia lain → akibat polifarmasi
Jenis-jenis th/ :
1. causative drugs : u/ mengobati penyakit
2. simptomatik drugs : u/ mengurangi gejala
3. adjuvant drugs : u/ tambahan, tapi tidak kekurangan
4. substitution drugs : u/ tambahan karena kekurangan
Mekanisme Interaksi Obat :
1. Interaksi pharmaceutic : interaksi di luar tubuh
2. Interaksi FK : terjd pd proses absorpsi, metabolisme, distribusi, ekskresi, sehingga bioavailabilitas terganggu.

a. Interaksi pd absorpsi : terjadi kelat / kompleks
Perubahan pH
Pengosongan lambung
GIT flora
Makanan

b. Interaksi pd distribusi : perpindahan obat dari ikatan protein karena obat lain.
Mis obat A → gol I : 98%
obat B → gol II : 96%
obat C → gol III : 60%
Bagaimana interaksi : obat A – obat B ?
Obat A – obat C ?

c. Interaksi pd metabolisme : induksi / aktivasi dr enzim yg berperan dalam metabolisme obat ( = sitokrom P450)
Mis. 1. apa akibat pemberian oral kontrasepsi bila digabung dengan rifampisin ? ( rifampisin induktor
sitokrom P450)
2.apa akibat pemberian fenilbutazon dengan walfarin ? ( fenilbutazon inhibitor sitokrom P450)
d. Interaksi pd ekskresi :
- perubahan pH urine : penting dlm penanganan intoksikasi obat / makanan
- perubahan transport aktif : butuh energi + carrier bila obat yg punya carrier sama, maka proses ekskresi bisa berkurang, sehingga DOA bertambah

No comments:

Post a Comment